ISLAM & OLAHRAGA
Sebuah
peradaban yang unggul bisa kita tilik dari khazanah keilmuannya, teknologi,
maupun kesusasteraannya. Tentu Islam pada masa gemilangnya merajai itu semua,
baik yang di Andalusia, Baghdad, Kairo, maupun di daratan Persia dan India.
Lalu bagaimana dengan perkembangan olahraga? Apakah dengan ceroboh kita akan
bilang Islam tidak memiliki budaya olahraga, kemudian mengembalikan budaya
tersebut ke masa Pencerahan Eropa (European Renaissance) atau jauh
melihat akarnya ke kebudayaan Romawi dan Yunani kuno?
Olahraga
bukanlah benda modern, ia adalah warisan nenek moyang yang patut
mendapat perhatian khusus. Para peneliti di barat sudah tidak meragukan lagi
bahwasannya Islam, ketika menapaki masa keemasannya sangat turut andil dalam
mengembangkan seni mengolah badan. Kita ambil satu contoh, kriket, yang
tentu akan terdengar olahraga ini Inggris banget, sementara kalau dilihat dari
sejarahnya kita akan mendapatinya di daratan India Utara sekitar abad delapan
Masehi. Kita akan mengelus dada melihat film Lagaan yang dibintangi Amir Khan,
berlatar seting di India pada akhir abad 19 dimana orang-orang India sangat
asing melihat olahraga nenek moyangnya sendiri dimainkan oleh
bangsawan-bangsawan Inggris yang menjajah negaranya pada waktu itu. Contoh lain
adalah polo, olahraga yang awal mula dipopulerkan oleh Persia juga orang-orang
Islam Afganistan, beberapa manuskrip justru memperlihatkan gambar perempuan dan
laki-laki bermain polo dalam satu lapangan.
Kita
juga tidak boleh lupa begitu saja bahwasannya Nabi Muhammad gemar dan sangat
mencintai olahraga. Diceritakan ia sempat menantang istrinya, Aisyah, beradu kecepatan dalam berlari. Sang istri menang dalam babak pertama, namun kalah oleh rasulullah
dalam babak kedua. Rasulullah juga menganjurkan para orang tua untuk mengajari
anak-anak mereka berenang, berkuda, dan memanah.
Orang-orang
di daratan Arab menyebut olahraga dengan istilah Riyadhah, perlu digaris
bawahi bahwa istilah ini juga dipakai untuk topik ilmu hitung atau matematika,
selain itu orang-orang sufi menggunakan istilah ini ketika mereka melatih jiwa
mereka untuk semakin dekat dengan yang Kuasa. Riyadhah dalam khazanah
Islam erat sekali hubungannya dengan aktifitas kaum muslim dalam melatih
badan, pikiran, dan hati. Secara tidak langsung hal ini memperlihatkan budi
pekerti yang tinggi, kekesatriaan, kepercayaan, juga kemurahan
hati. Lebih dari itu semua, yang paling indah adalah begitu Islam menduduki
Spanyol, Sisilia, Istanbul, dan belahan bumi yang lain, mereka menghapus
olahraga-olahraga keji yang mempertaruhkan nyawa seperti pertandingan gladiator
dan semacamnya.
“Al-Aql salim fi al-jism al-salim,” demikian ucap orang bijak. Akal yang sehat terletak pada tubuh yang
sehat. Selamat berolahraga.
Walang Gustiyala
0 komentar: